If you want to make your dream come true,first thing you have to do is WAKE UP
News Update :
Home » » Makalah Perkembangan Kurikulum Matematika

Makalah Perkembangan Kurikulum Matematika

Penulis : Muhammad Suriansyah on Jumat, 03 Juni 2016 | 08.29

DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN


A.    Latar belakang
Menatap masa depan, matematika harus dipelajari siswa-siswa karena kegunaannya penting dalam kehidupan sehari-hari. Kline (dalam Karso, 1994: 3) mengungkapkan “Matematika itu bukan pengetahuan yang menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi keberadaannya itu untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam”. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penerapan serta pembelajaran matematika harus disesuaikan dengan perkembangan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum mata pelajaran matematika pun hendaknya dirancang dan dipersiapkan dengan matang sesuai dengan kebutuhan.
Sudjana (dalam http://matematikalujeng.blogspot.com/2012/11/perubahan-kurikulum.html) menyatakan ”Kurikulum memiliki 5 komponen yakni: tujuan kurikulum, isi dan struktur kurikulum, strategi kurikulum, sarana kurikulum, sistem evaluasi kurikulum”. Komponen kurikulum yang paling sering diperbincangkan yakni perubahan isi dan struktur. Terlihat dari banyaknya materi matematika yang dapat dipelajari anak-anak, namun waktu yang tersedia di sekolah sangat terbatas Hudojo (2005: 15).
Fauzis (dalam http://rizkyrestafauzis.blogspot.com/2012/11/makalah-kuriku lum -tingkat-satuan.html) menyatakan:
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, dan direncanakan pada tahun 2004. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas, dan perubahan pandangan tentang hakekat matematika dapat mengakibatkan terjadinya perubahan substansi kurikulum.
Negara-negara maju secara kontinu mengembangkan kurikulum matematikanya yang disesuaikan dengan kebutuhannya. Walaupun matematika bersifat universal, isi silabus matematika seyogiyanya tidak menjiplak silabus negara lain. Hudojo (2005: 25) menyatakan “Beberapa negara yang menjiplak dengan sedikit adaptasi teryata mengalami kegagalan. Misalnya silabus matematika Papua New Guinea yang mengambil alih silabus Australia, hasilnya mengecewakan bahkan gagal”
Hal ini dikarenakan pemilihan model pengembangan kurikulum matematika yang tidak sesuai kebutuhan (Hudojo, 2005: 7). Dengan demikian perlu kiranya dipikirkan bagaimana model pengembangan kurikulum matematika yang cocok dan sesuai di Indonesia.
Dari uraian diatas, maka dalam kesempatan ini penulis tertarik untuk membahas tentang “Perkembangan Kurikulum Matematika”.

B.     Rumusan Masalah
Bagaimana perkembangan kurikulum matematika di Indonesia ?

C.    Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kurikulum matematika di Indonesia.

D.    Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dalam makalah ini yaitu untuk menambah wawasan bagi penulis mengenai perkembangan kurikulum matematika di Indonesia.


BAB II PEMBAHASAN


A.      Definisi Kurikulum Matematika
Hudojo (2005: 3) “Program yang disusun terinci sehingga menggambarkan kegiatan siswa di sekolah dengan bimbingan guru disebut kurikulum”. Selanjutnya menurut Hamalik (2010: 65) ”Kurikulum sebagai pengalaman belajar yang mengandung makna bahwa kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik di luar maupun di dalam sekolah asal kegiatan tersebut di bawah tanggung jawab guru (sekolah)”.
Kemudian menurut UU No. 20 Tahun 2003 Sisdiknas (dalam http://hasanahworld.files.wordpress.com/2012/02/definisi-dan-sejarah.kurikulum.pdf) “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Dari beberapa definisi kurikulum tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah program perencanaan yang disusun berdasarkan tujuan, isi dan bahan pelajaran yang mengacu pada pengalaman-pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Hudojo (2005: 3) menyatakan “Kurikulum matematika adalah suatu kurikulum yang berhubungan dengan matematika dan cara mengorganisasikan materi matematika menggunakan jawab pertanyaan: mengapa, apa, bagaimana, dan kepada siapa matematika diajarkan disekolah”.


B.      Perkembangan Kurikulum Matematika
1.       Pembelajaran Matematika Tradisional
Pembelajaran matematika tradisional dimulai dari awal munculnya Kurikulum 1947 (Rentjana Pelajaran 1947) hingga tahun 1974 sebelum diterapkannya kurikulum 1975. Kekhasan lain dari pembelajaran matematika tradisional adalah bahwa pembelajaran lebih menekankan hafalan dari pada pengertian, menekankan bagaimana sesuatu itu dihitung bukan mengapa sesuatu itu dihitungnya demikian, lebih mengutamakan kepada melatih otak bukan kegunaan, bahasa/istilah dan simbol yang digunakan tidak jelas, urutan operasi harus diterima tanpa alasan, dan seterusnya.
Urutan operasi hitung pada era pembelajaran matematika tradisional adalah kali, bagi, tambah dan kurang.
Salah satu contohnya adalah Kurikulum pada  tahun 1968 mempunyai ciri-ciri sebagaimana dikemukan oleh Ruseffendi yang dikutip Supriadi yaitu:
a. Dalam pengajaran Geometri, penekanan lebih pada keterampilan berhitung. Misalnya menghitung luas bangun geometri datar atau volume bangun geometri ruang bukan pada penngertian bagaimana rumus-rumus untuk perhitungan itu di peroleh.
b. Lebih mengutamakan hafalan yang sifatnya mekanis daripada pengertian.
c. Program berhitung kurang memperhatikan aspek kontinuitas dengan materi pada jenjang berikutnya, serta kurang terkait dengan dunia.
d. Penyajian materi kurang memberikan peluang untuk tumbuhnya motivasi serta rasa ingin tahu anak .

Dari ciri-ciri yang dikemukakan oleh Ruseffendi, kurikulum matematika tahun 1968 lebih menekankan pada perhitungan dan hasil dari perhitungan, tidak pada pemahaman konsep dari suatu materi sehingga hanya menggunakan sistem hafalan. Hal inilah yang dapat dijadikan alasan kurang efektifnya penerapan kurikulum tahun 1968 ini sehingga dilakukan perubahan kurikulum yang selanjutnya diterapkan yaitu kurikulum 1975.



2.       Pembelajaran Matematika Modern
Pengajaran matematika modern resminya dimulai setelah adanya kurikulum 1975. Model pembelajaran matematika modern ini muncul karena adanya kemajuan teknologi. Di Amerika Serikat perasaan adanya kekurangan orang-orang yang mampu menangani senjata, rudal dan roket sangat sedikit, mendorong munculnya pembaharuan pembelajaran matematika.
W. Brownell mengemukakan bahwa belajar matematika harus merupakan belajar bermakna dan berpengertian. teori Gestalt yang muncul sekitar tahun 1930, dimana Gestalt menengaskan bahwa latihan hafal adalah sangat penting dalam pengajaran namun diterapkan setelah tertanam pengertian pada siswa.
Dua hal tersebut di atas memperngaruhi perkembangan pembelajaran matematika di Indonesia. Berbagai kelemahan seolah nampak jelas, pembelajaran kurang menekankan pada pengertian, kurang adanya kontinuitas, kurang merangsang anak untuk ingin tahu, dan lain sebagainya. Ditambah lagi masyarakat dihadapkan pada kemajuan teknologi. Akhirnya Pemerintah merancang program pembelajaran yang dapat menutupi kelemanahn-kelemahan tersebut.

a)      Kurikulum 1975
Kurikulum tahun 1975 merupakan perubahan dari kurikulum 1968. Dalam bidang matematika sendiri pada tahun 1975 ini terjadi perubahan dalam pengajaran matematika di Indonesia. Menurut Ruseffendi yang dikutip oleh Supriadi, adapun karakteristik pengajaran matematika pada kurikulum 1975 adalah sebagai berikut:
a. Terdapat topik-topik baru yang diperkenalkan yaitu himpunan, geometri, bidang dan ruang, statistika dan probalitas, relasi, sistem numerasi kuno,dan penulisan lambang bilangan non desimal. Selain itu diperkenalkannya pula konsep-konsep baru seperti penggunaan himpunan, pendekatan pengajaran matematika secara spiral , dan pengajaran geometri dimulai dengan lengkungan.
b. Terjadi pergeseran dari pengajaran yang lebih menekankan pada hafalan kepengajaran yang bersifat rutin.
c. Soal-soal yang diberikan lebih diutamakan yang bersifat pemecahan masalah daripada yang bersifat rutin.
d. Adanya kesinambungan dalam penyajian bahan ajar antara Sekolah Dasar dan Sekolah lanjutan.
e. Terdapat penekanan pada struktur.
f. Program pengajaran pada matematika modern lebih memperhatikan adanya keberagaman antar siswa.
g. Terdapat upaya-upaya penggunaan istilah yang tepat.
h. Ada pergeseran dari pengajaran yang berpusat pada guru ke pengajaran yang berpusat pada siswa.
i. Sebagai akibat dari pengajaran yang berpusat pada siswa, maka metode pengajaran banyak digunakan penemuan dan pemecahan masalah dengan teknik diskusi.
j. Terdapat upaya agar pengajaran matematika dilakukan dengan cara menarik,misalnya melalui permainan, teka-teki atau kegiatan lapangan.

Dari karakteristik pengajaran matematika di atas, tampak ada kemajuan diantaranya dari system pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa serta adanya pengenalan dengan materi matematika yang selama ini tidak dimasukkan ke dalam kurikulum sebelumnya.

b)       Kurikulum 1984
Pembelajaran matematika pada era 1980-an merupakan gerakan revolusi matematika. Revolusi ini diawali oleh kekhawatiran negara maju yang akan disusul oleh negara-negara terbelakang saat itu, seperti Jerman barat, Jepang, Korea, dan Taiwan. Pengajaran matematika ditandai oleh beberapa hal yaitu adanya kemajuan teknologi muthakir seperti kalkulator dan komputer.
Perkembangan matematika di luar negeri tersebut berpengaruh terhadap matematika dalam negeri. Di dalam negeri, tahun 1984 pemerintah melaunching kurikulum baru, yaitu kurikulum tahun 1984. Alasan dalam menerapkan kurikulum baru tersebut antara lain, adanya sarat materi, perbedaan kemajuan pendidikan antar daerah dari segi teknologi, adanya perbedaan kesenjangan antara program kurikulum di satu pihak dan pelaksana sekolah serta kebutuhan lapangan dipihak lain, belum sesuainya materi kurikulum dengan tarap kemampuan anak didik. Dan, CBSA (cara belajar siswa aktif) menjadi karakter yang begitu melekat erat dalam kurikulum tersebut. Dalam kurikulum ini siswa di sekolah dasar diberi materi aritmatika sosial, sementara untuk siswa sekolah menengah atas diberi materi baru seperti komputer.

c)      Kurikulum 1994 (GBHN 1994)
Kegiatan matematika internasional begitu marak di tahun 90-an. walaupun hal itu bukan hal yang baru sebab tahun tahun sebelumnya kegiatan internasional seperti olimpiade matematika sudah berjalan beberapa kali. Sampai tahun 1977 saja sudah 19 kali diselenggarakan olimpiade matematika internasional. Saat itu Yugoslavia menjadi tuan rumah pelaksanaan olimpiade, dan yang berhasil mendulang medali adalah Amerika, Rusia, Inggris, Hongaria, dan Belanda.
Indonesia tidak ketinggalan dalam pentas olimpiade tersebut namun jarang mendulang medali. (tahun 2004 dalam olimpiade matematika di Athena, lewat perwakilan siswa SMU 1 Surakarta atas nama Nolang Hanani merebut medali). Keprihatinan tersebut diperparah dengan kondisi lulusan yang kurang siap dalam kancah kehidupan. Para lulusan kurang mampu dalam menyelsaikan problem-probelmke hidupan dan lain sebagainya. Dengan dasar inilah pemerintah berusaha mengembangkan kurikulum baru yang mampu membekali siswa berkaitan dengan problem-solving kehidupan. Lahirlah kurikulum tahun 1994.
Dalam kurikulm tahun 1994, pembelajaran matematika mempunyai karakter yang khas, struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak, materi keahlian seperti komputer semakin mendalam, model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi. Soal cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan dengan pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-hari.
               SD: aritmatika (berhitung), pengantar aljabar, geometri
 pengukuran, pengantar statistik.
               SMP: aritmatika, aljabar, peluang, geometri, dan statistika.
               SMA: Pengenalan teori grafik

d)     Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Pada tahun 2004, Pusat Kurikulum mengeluarkan dokumen kurikulum baru yang disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi. Beberapa ciri penting dari Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dikemukakan oleh Supriadi adalah:
a. Karena kurikulum ini dikembangkan berdasarkan kompetensi tertentu, maka kurikulum 2004 diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi.
b. Berpusat pada anak sebagai pengembang pengetahuan.
c. Terdapat penekanan pada pengembangan kemampuan pemecahan masalah; kemampuan berpikir logis,kritis, erta penalaran dan komunikasi.
d. Cakupan materi untuk SD meliputi: bilangan, geometri dan pengukuran, pengolahan data, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.
e. Cakupan materi untuk SLTP meliputi: bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran, peluang dan statistika, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.
f. Cakupan materi untuk SMU meliputi aljabar,geometri dan pengukuran, trigonometri, peluang dan statistika, kalkulus, logika matematika, pemecahan masalah serta penalaran dan komunikasi.

e)      Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Supriadi mengemukakan ciri-ciri Kurikulum pendidikan matematika 2006 adalah:
1.Dikembangkan berdasarkan kompetensi tertentu.
2.Berpusat pada anak sebagai pengembang pengetahuan.
3.Terdapat penekanan pada pengembangkan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif serta kemampuan mengkomunikasikan matematika.
4. Cakupan materi sekolah dasar meliputi: bilangan, geometri dan pengukuran, pengolahan data, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.
5. Cakupan materi untuk SLTP meliputi: bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran, peluang dan statistika, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi
6.Cakupan materi untuk SMU meliputi aljabar,geometri dan pengukuran, trigonometri, peluang dan statistika, kalkulus, logika matematika, pemecahan masalah serta penalaran dan komunikasi
7. Kurikulum ini mencakup kompetensi dasar, materi poko dan indikator hasil pencapaian belajar
8. Kemampuan pemecahan masalah serta penalaran dan komunikasi bukanmerupakan pokok bahasan tersendiri,melainkan harus dicapai melalui proses belajar dengan menintegrasikan topik-topik tertentu yang sesuai.




BAB III PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dari paparan di atas terlihat bagaimana lika-liku perkembangan matematika mulai dari matematika tradisional yang begitu sederhana, hanya sekedar melatih hafalan dan melatih kemampuan otak. Kemudian berkembang agak maju lagi dengan munculnya terori pembelajaran dari para ahli psikologi. Teori ini mempengaruhi pembelajaran matematika dalam negeri yang akhirnya pemerintah mengeluarkan kurikulum baru, yang disesuaikan dengan penemuan teori pembelajaran yang muncul.
Tidak hanya sampai disitu perkembangan kurikulum juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi internasional. Terbukti diera 1980-an dengan merebak dan maraknya teknologi kalkulator dann komputer akhirnya memaksa pemerintah melaunching kurikulum baru yang sesuai dengan perkembangan jaman, lahirlah kurikulum 1984. Prinsip dasar dari kurikulum tersebut adalah bahwa setiap siswa mampu mempelajari apa saja hanya waktu yang membedakan mereka dalam ketuntasan belajar.

B.     Saran
Janganlah kita mudah berputus asa dalam menuntut ilmu. Mohon untuk teman-teman menambahkan saran bahkan kritik untuk makalah ini karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Ta’ala.



DAFTAR PUSTAKA


indrianynovitasinaga.blogspot.com/model-pengembangan-kurikulum-matematika
ruzirahmawati.blogspot.com/.../perkembangan-kurikulum-matematika-di-indonesia

pmat.uad.ac.id/perkembangan-pembelajaran-matematika-di-indonesia.html
Share this article :

Posting Komentar

 
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2011. Taman Ilmu . All Rights Reserved.
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger