SOSOK
PARA PEMIMPIN MASA DEPAN
Pagi yang cerah untuk jiwa yang sepi, terdengar
suara motor dari kejauhan yang semakin mendekat. Seorang anak manusia yang
bersekolah di SMA Negeri 3 Singkawang dan pastinya teman sebangkuku dua tahun
terakhir. Yaaa siapa lagi kalau bukan Juni, anak nyarumkop yang menghabiskan
hidupnya dibawah kaki gunung yang setiap harinya menempuh perjalanan 12
kilometer untuk bersekolah. Ia adalah orang yang bijaksana dan mempunyai
perilaku yang mencerminkan seorang sosok pemimpin masa depan.
Dengan knalpot racing yang dipakai nya, ia tidak
berani menyimpan motornya diparkiran sekolah karena pasti ada hal-hal yang
misterius yang terjadi. Misalnya motor yang tidak sesuai dengan aturan lalu
lintas. Kadang-kadang bannya kempis, rantainya putus, lampunya pecah yaaah yang
pastinya itu dilakukan oleh orang yang misterius juga donk.
Itulah sebabnya mengapa Juni selalu menitipkan
motornya dirumahku (Yayan, anak paling kecce dikelasnya).
“Yan cepat oii, 5 menit lagi mau masuk”kata Juni
dengan Lancang.
“Santai, hidup harus dibiarin mengalir”jawab Yayan sambil mengenakan kancing bajunya.
Juni hanya membalas dengan muka yang kesal. Mengapa tidak, ia mau pergi ke sekolah dengan beranggapan bahwa 5 menit lagi mau masuk padahal ia ingin mengerjakan Pr yang belum selesai.
“Santai, hidup harus dibiarin mengalir”jawab Yayan sambil mengenakan kancing bajunya.
Juni hanya membalas dengan muka yang kesal. Mengapa tidak, ia mau pergi ke sekolah dengan beranggapan bahwa 5 menit lagi mau masuk padahal ia ingin mengerjakan Pr yang belum selesai.
“hahahaha, palingan lho mau ngerjain pr”ungkap
yayan tiba-tiba.
“hehe”jawab juni dengan muka kesangnya.
“hehe”jawab juni dengan muka kesangnya.
Sesampainya kami disekolah, seperti biasa kalau
sudah terdengar bel sekolah kami baru mulai mengayunkan langkah kami untuk
kesekolah karena jarak rumahku tidak berjauhan, bisa dibilang sangat dekat
dengan sekolah tempat sekarang aku belajar (SMA Negeri 3 Singkawang). Didalam
kelas, suara Juni lah yang paling nyaring ketika menjawab pertanyaan guru
(kalau gak lagi galau sih), ia sangat bersemangat dalam hal tersebut.
Selain pandai dalam hal pelajaran, ia juga pandai
berolahraga dan bermain musik seperti halnya aku. Walaupun kadang-kadang aku
diatasnya bahkan sebaliknya, aku tidak pernah menggunakan kekerasan untuk
bersaing dengannya contohnya memukul kepalanya dengan pulpen dan menarik
rambutnya (sering kulakukan itu). Jika dibandingkan aku, terkadang Juni dibenci
oleh sebagian anak cewek dikelasnya lantaran ketegasannya dalam melaksanakan
tugasnya sebagai ketua kelas yang ulung dan amanah dalam menyampaikan sesuatu.
Pulang sekolah pun tiba. Juni adalah orang
tersibuk dalam kelasku. Bagaimana tidak, ia hampir mengikuti seluruh
ektrakurikuler yang diselengggarakan di sekolahku setiap harinya. Sayangnya,
badan nya tidak bisa dibelah menjadi dua sehingga ia hanya mengikuti ektra
tertentu saja. Bukan hanya organisasi disekolah, ia juga mengkuti berbagai
organisasi yang ada dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara.
Menurutku, itu adalah suatu prilaku yang luar biasa karena jarang dari sebagian
remaja jaman sekarang yang ingin seperti itu karena sibuk dengan pergaulan yang
mengarah kepada kebebasasan.
Karena ia adalah seorang atlet sepakbola (seperti
halnya aku), setiap sore ia selalu latihan sepakbola dikampungnya. Sebuah pertanyan
yang pernah terlintas dibenakku, mengapa ia tidak pernah capek, lemah,letih,
maupun lesu. Jawaban yang masih “meragukan” adalah kegigihan nya dalam
menjalani sesuatu.
Sekarang kami sudah menjilat bangku kelas 3 SMA,
sangat menegangkan dan tentunya dapat menguras keringat ketika memikirkan ujian
nasional yang digelar sebanyak 20 paket (sesuatu banget).
Aku, Juni
dan seorang temanku bernama Rian (orang kampung yang mencari ilmu dikota), kami
membuat sebuah kelompok belajar agar waktu kami tidak terbuang sia-sia. Lama
kelamaan kelompok belajar yang awal nya hanya tiga orang bertambah banyak
anggotanya walaupun anggota tersebut hanya orang-orang yang sekelas dengan
kami. Kami juga menyelingi belajar kami dengan Dance. Hal itu kami lakukan agar
tidak terlalu memeras otak dan memaksakan untuk belajar. Jika dibandingkan
waktu kami belajar dan dance-dance yang kami lakukan, waktu nya hampir seimbang
sehingga belajar tidak ketinggalan dan bermain pun tidak ketinggalan.
Meskipun begitu, aku dan teman-teman memprioritaskan lebih banyak belajar ketimbang bermain untuk kedepannya nanti agar kami bersama-sama dapat LULUS DENGAN BANGGA DAN MEMBANGGAKAN. Aku yakin, orang yang sukses adalah orang yang selalu berdoa dan berusaha dalam menggapai citanya. I believe it.
Meskipun begitu, aku dan teman-teman memprioritaskan lebih banyak belajar ketimbang bermain untuk kedepannya nanti agar kami bersama-sama dapat LULUS DENGAN BANGGA DAN MEMBANGGAKAN. Aku yakin, orang yang sukses adalah orang yang selalu berdoa dan berusaha dalam menggapai citanya. I believe it.
By
: M. Suriansyah XII IPA 1
Posting Komentar